Banyak pelajar
yang merisaukan dirinya dengan pelajaran matematika, fisika, kimia, akuntansi
dan pelajaran berhitung yang main rumus-rumus lainnya. Pasalnya mereka selalu
mengatakan “sulit, rumit, membosankan, jlimet, benci” dan segala macem labeling
lainnya. Bahkan gurunya juga tidak disenangi. Ya ada memang sampai yang seperti
itu.
Nah, ada satu hal
menarik yang perlu kita cermati yakni di sisi lain juga ada pelajar yang justru
semangat dan pintar di mata pelajran eksak tersebut.
“kenapa ada
sebagian pelajar yang pintar dan ada pelajar yang sulit ketika belajar eksak?
Jawabannya
kira-kira begini :
-
sudah takdirnya mas...
-
itu keseimbangan
alam, ada yang bisa ada yang tidak bisa.
Hehehe.....
Nah, ada Jawaban
yang logis sekaligus menarik kita cermati ialah Bagi mereka yang pintar dengan pelajaran
eksak mereka selalu mengatakan “kesenangan”. Yakni mereka senang jika saat
pelajaran eksak. Sedangkan bagi mereka yang megatakan “sulit” ialah yang tidak
senang” bahkan ada jawaban gila yakni “Ilmu matematika tidak ditanyakan dalam
kubur” hehehehe.....
Ironisnya lagi
perbedaan jumlah keduanya sangat besar antara yang mampu pelajarannya dengan
yang tidak mampu BANYAK yang tidak mampu. Satu kelas mungkin hanya 1-5 orang
saja yang bener-benar bisa eksak dan yang lainnya setengah bisa, sebagian lagi
hanya BENGONG..
Saya sendiri saat
sekolah dulu termasuk yang tidak pintar pelajaran eksak seperti matematika,
fisika, kimia, dll. Alasan saya sederhana karena saya tidak pandai berhitung
dan bingung dengan rumus-rumusnya. Dari alasan tersebut membuat saya justru
sering tidak paham dan lupa, bahkan gak nyambung lagi pada saat diterangkan.
Ini yang membuat saya malas ketika belajar eksak meskipun saya paksa-paksa tetapi
hasilnya tetap sama. Terlebih konon saya ini disleksia. Yakni cacat otak kiri pada
bagian yang bertanggug jawab soal berhitung dan berbahasa.
Saya dulu juga
punya teman yang kebalikannya dari saya ia sangat suka pelajaran eksak,
nilainya selalu tinggi di mata pelajaran tersebut sedangkan saya justru pernah mendapatkan
nilai terendah dari seluruh kelas... bukan hanya 1 kelas lho tetapi seluruh
kelas... WHAT...? hahahahaha... sampai guru MTK saya “ngenes” nglihat saya...
sekarang pun masih ingat dan malu.
Oke,,, itu masa
lalu tetapi sekarangpun masih sama sebenarnya, namun di sisi lain pada saat ini
sejalan dengan belajar-belajar hal tertentu akhirnya saya menemukan benang
merah penyebab semua yang saya alami itu dan juga pelajar-pelajar lainnya yang
bernasib sama.
Benang merah
tersebut ialah PERSEPSI.
Iya... PERSEPSI..
atau ANGGAPAN, bisa juga dibilang ASUMSI saja. Kalau dalam bahasa sehari-hari
disebut dugaan yang kuat. Dugaan kuat di sini bukan dugaan yang bersifat
logis namun dugaan yang sudah tidak disadari kalau menduga seperti itu. Istilahnya,
suatu persepsi yang sudah meresap menjadi bagian dari sistem kerja pikiran
bawah sadar manusia. Namanya sebuah persepsi bisa jadi salah atau benar namun
tidak pandang entah itu benar atau salah karena sudah MELEKAT kuat pada sistem kerja
pikiran bawah sadar. Beda kalau hanya dugaan saja.. masih mudah tergoyahkan
tetapi kalau sebuah persepsi, apalagi sebuah persepsi yang terus menerus di
ungkapkan dalam masyarakat secara luas, maka hal itu menjadi bagian dari salah
satu “sistem keyakinan” orangnya yang tidak mudah dirubah. Bahkan yang
mengerikan ialah persepsi ini TIDAK DISADARI KEBERADAANNYA di dalam diri kita,
mirip seperti penyakit yang tidak disadari dalam tubuh tiba-tiba sakit gitu
saja.
Persepsi yang menjadikan
pelajar sulit belajar eksak ialah karena adanya persepsi yang melekat kuat di
dalam pikiran bawah sadar yang menyatakan bahwa :
-
- Pelajaran ini SULIT DAN MENYULITKAN
- MEMBOSANKAN,
- Pelajaran ini TIDAK ADA GUNANYA sama sekali.
Meskipun secara
sadar kita mengatakan bahwa semua pelajaran itu pasti ada gunanya namun karena
persepsi di bawah sadar lebih kuat maka hal itu tidak dapat disangkal, sebab
persepsinya di pikiran bawah sadar mengatakan sulit dan tidak ada gunanya.
Kerja pikiran
bawah sadar tidak dapat disanggah meskipun inginya pikiran sadar tidak sejalan
misalnya anda ingin nilai A tetapi persepsi yang tak disadari dalam
pikiran bawah sadar anda mengatakan “saya tidak pantas mendapat nilai A, saya
kuatir kalau nilai A, dll” maka anda selamanya kesulitan mendapatkan nilai A.
Begitupula jika anda ingin pintar matematika namun persepsi yang ada di dalam
pikiran bawah sadar anda mengatakan bahwa matematika itu sulit sekali,
membosankan, terlebih gak ada manfaatnya, maka bagaimanapun usaha anda itu percuma
saja, seakan tersabotase. Kalaupun bisa itupun memerlukan usaha sangat serius.
Persepsi-persepsi
sulit mengenai pelajaran eksak ini pada dasarnya dikarenakan sebuah persepsi
global masyarakat yang kurang memahami cara kerja pikiran manusia. Di antaranya
:
- Pelajaran eksak dipersipkan sebagai pelajaran "sulit" yang terjadi secara sambung menyambung dari dulu hingga sekarang.
- Pelajaran eksak dipersipkan sebagai pelajaran sulit yang diberlakukan secara umum meluas di masyarakat
- Pelajaran eksak dipersepsikan hanya orang-orang tertentu saja yang bisa, atau yang mendapatkan “giving” dari Tuhan. Dan ini sudah diakui juga secara umum.
Tanpa disadari dari ketiga
persepsi ini telah menjadikan banyak murid diberbagai sekolah merasakan
kesulitan dalam memahami dan mengerjakannya. Semua persepsi itu seakan sudah
mengikat kerja otak manusia sehingga ia tidak dapat bekerja maksimal untuk
pelajaran eksak.
SOLUSINYA BAGAIMANA?
1.
Kontruksi ulang Pelabelan
persepsi anda:
Pelabelan ialah memberikan sebuah
persepsi khusus pada suatu hal dengan tujuan ia memiliki ciri khas dan karakter
tersendiri yang mudah di kenal orang. Mirip seperti orang pemasaran yang
memberikan label harga pada sebuah produk barang. Nah, kasus yang ada pada
mapel eksak karena ia di kasih label “sulit” oleh banyak orang secara luas dan
terjadi dari dulu hingga sekarang, jadinya kekuatan sugestinya sangat besar dan
mempengaruhi otak manusia.
Jadi, untuk merekontruksi label ini
yang dibutuhkan hanyalah kesadaran ulang bahwa mapel eksak BUKAN “sulit”
melainkan “tantangan”. Di mana tantangan ini membawa arti bahwa mapel ini
membutuhkan keseriusan lebih besar dibanding mapel yang lain saat
mempelajarinya. Kalau mapel lain hanya fokus saja dalam memahaminya sedangkan
eksak perlu lebih fokus lagi, lebih sabar, lebih tertantang.
Katakan pada diri anda saat belajar
eksak :
- Pelajaran ini membuatku tertantang untuk memecahkannya, bagaimana caranya ? pasti dapat ku lakukan.
- Pelajaran ini membuatku banyak berfikir lebih jeli
- Pelajaran ini merupakan tantangan yang harus dapat aku ambil manfaatnya
- Pelajaran yang penuh keseriusan.
-
Dll.
2.
Perluasan hasil
kontruksi ulang persepsi
Sekarang coba persepsi baru ini selalu
di utarakan dan diutarakan di mana saja, kapan saja dan oleh siapa saja saat
mempelajarinya. Dan lihat saja hasilnya ! semakin banyak yang berpersepsi
positif seperti ini maka dampaknya semakin besar.
BACA JUGA KISAH
INSPIRATIF SEORANG PROFESOR MATEMATIKA YANG BERHASIL MEMECAHKAN SOAL TERSULIT
DI DUNIA HANYA KARENA PERSEPSI ITU MUNGKIN DI PECAHKAN. SIMAK DI SINI !
Nah, ini kiranya
yang dapat dengan mudah kita aplikasikan untuk kemudahan pendidikan kita
Semoga
bermanfaat,
Jika ada yang
perlu ditanyakan silahkan tanyakan saja di grop fb GLOBAL SUCCESS EDUCATION.
Thaks..
Ahmad
Fatahillah