Self education merupakan pendidikan non-formal yang dilaksanakan oleh pelajar dengan bantuan
guru maupun tidak alias secara mandiri. Tujuan self education
ialah pelajar memperoleh berbagai pembelajaran hidup yang berharga yang belum didapatkan dari bangku sekolah atupun kuliah formal. Secara lebih rinci teknik dan aplikasinya sudah saya tulis di ebook Revolusi Sukses
Self education ini sering dinamakan "Pembelajaran hidup" hal ini SANGAT berfungsi menstimulasi berbagai potensi yang tersimpan di dalam dirinya dan secara otomatis pelajar akan memiliki citra diri positif untuk menjadikan dirinya berprestasi moral dan social di masyarakat luas.
Self education ini tidak di dapatkan dari pendidikan formal melainkan dari
“pendidikan bebas” yang dapat dilaksanakan di mana saja dan kapan saja dalam bentuk pendidikan non-formal atau in-formal melalui pelatihan, seminar, membaca buku, intropeksi, dan apapun yang sifatnya memperluas wawasan pelajar dan mengakses berbagai potensi yang ada di dalam dirinya.
Self education apabila direnungkan lebih mendalam ia merupakan ESENSI dari pendidikan itu sendiri. Sebagaimana arti
pendidikan dalam bahasa inggris disebut “education” yang berarti yaitu e-ducare
artinya to draw out atau "menarik keluar potensi yang (sudah) ada di
dalam". Bukan memasukkan sesuatu dari luar. Berarti sejatinya pendidikan itu
menumbuhkan potensi dari dalam diri.
Secara umum, pendidikan formal tidaklah mampu mengantarkan pelajar 100%
mencapai impian atau kesuksesannya. Selama ini, pendidikan formal
sifatnya sekedar memberikan pelajaran teoritis semata, karena
masih tidak banyak yang benar-benar memberikan pola pendidikan praktek dan suri
tauladan yang baik untuk pelajarnya, sehingga pelajar sulit menemukan jati dirinya yang menjadikannya tetap mengalami kegersangan jiwa bahkan di saat-saat ia butuh tanggung jawab yang besar dalam hidupnya.
Berdasarkan hal demikian, maka kegiatan menstimulasi
potensi-potensi pelajar dari dalam dirinya adalah tindakan penting supaya pendidikan tidak hanya dialami secara formalitas belaka melainkan juga ESENSITAS.
Kegiatan ini membutuhkan keahlian seorang guru untuk memahami potensi yang ada pada pelajarnya, dan self education ialah zona penting yang harus dijadikan kebiasaan baru untuk pelajar mulai sedini mungkin.
Kegiatan ini membutuhkan keahlian seorang guru untuk memahami potensi yang ada pada pelajarnya, dan self education ialah zona penting yang harus dijadikan kebiasaan baru untuk pelajar mulai sedini mungkin.
Untuk kepentingan seperti ini, guru harus mengetahui BAGAIMANA CARANYA memberikan pendidikan yang terarah dan potensial untuk
MENYENTUH potensi pelajar yang ada dalam dirinya. Hal ini diperlukan
pemahaman mendasar mengenai pengetahuan humanisme yang berbasis “psikologi”
baik murni maupun pengembangan. Tidak harus kuliah pada jurusan psikologi atau
BK melainkan hanyalah harus MAU belajar basic keilmuan tersebut.
Secara teoritis, pelajar dan
manusia pada umumnya dalam dirinya telah built-in
potensi-potensi besar yang amat berguna bagi kehidupannya. Jenis potensi ini
sangat beragam antara satu pelajar/satu manusia dengan pelajar yang lain.
Namun, akan ada satu potensi yang umumnya akan TEREALISASI melalui
bakat atau minat yang ia tekuni. Di sini peran self
education harus benar-benar dilaksanakan dengan sebaik mungkin, dan sebagai outputnya pelajar akan
selangkah memahami kemampuannya, siapakah dirinya, kemanakah nanti, dan untuk apa hidup ini dan berbagai esensi kehidupan lainnya. Secara ideal, tentunya peran guru untuk
membincangkan masalah ini kepada pelajar sehingga mereka lebih memahami dirinya sendiri.
Yang menjadi pertanyaan;
Kenapa seringkali potensi yang ada dalam diri pelajar tersebut tidak tereksplorasi dengan baik atau tidak terperdayakan secara maksimal ?
Kenapa seringkali potensi yang ada dalam diri pelajar tersebut tidak tereksplorasi dengan baik atau tidak terperdayakan secara maksimal ?
Masalah ini tentunya tidak
menyalahkan anak didik juga, karena bagaimanapun semua itu tanggung jawab GURU,
dia harus dapat membimbing anak didiknya hingga mereka (anak didik) yakin
dengan potensi dirinya sendiri yang pada gilirannya nanti mereka mampu
mengeksplorasi potensinya keluar. Sebagai seorang anak didik, mereka pastinya
belum memahami sepenuhnya jika di dalam dirinya ada potensi, inilah yang
akhirnya menjadikan anak didik tersebut “gersang jati diri”.
LALU BAGAIMANA CARANYA MENYENTUH POTENSI YANG ADA DI DALAM DIRI MEREKA?
LANJUTKAN BACANYA KLIK DI SINI ! SEKARANG
0 comments:
Posting Komentar
Tuangkan kritik dan saran Anda di sini !