Rabu, 14 Agustus 2013

GURU HEBAT DALAM “CHARACTER BUILDING SYSTEM”

Artikel ini ditulis untuk menjadi alasan kenapa blog ini dibuat… 

Tulisan ini hanya boleh dibaca oleh ORANG-ORANG YANG PEDULI KUALITAS PENDIDIKAN, jika anda tidak peduli segera tutup blog ini dan beralihlah ke facebook atau twiter anda.!

Singkat saja, bahwa dewasa ini dunia pendidikan yang berbasis karakter belum sepenuhnya berhasil mendidik pelajar (usaha sadar dalam membimbing dan mengarahkan pelajar menuju pribadi yang berkualitas dan cakap secara skill, kompetensi, moral dan ilmu pengetahuan). Tak perlu lagi membeberkan bukti di sini karena telah menjadi fakta masyarakat, semua bukti bisa kita saksikan sendiri.
Disadari ataupun tidak, kenapa pendidikan berkarakter hasilnya seperti saat ini ialah berujung pada konsep pemikiran, cara pandang, beckround dan wawasan ilmu pengetahuan terutama tentang dedaktik metodig guru sendiri dalam mengajar dan mendidik. Tidak ada yang disalahkan kepada mereka karena kebanyakan guru sudah mengasah skillnya untuk keberhasilan mendidik pelajar melalui program sertifikasi guru professional, diklat, dan seminar yang bertema pendidikan. Namun, bla bla bla saya tidak mau mengomentari dari sisi negatifnya, yang jelas tujuannya baik. Namun, hasil usaha pendidikan karakter masih belum tercapai dengan bagus.

Di sisi lain, tidak sedikit fakta yang tidak mendukung berhasilnya pendidikan, jadinya beragam usaha para guru meskipun sudah ditingkatkan dengan pelatihan-pelatihan sertifikasi belum juga kunjung sukses menjadikan pendidikan berkarakter melekat di hati pelajar. Logikanya secara global karena arus pengrusak mental pelajar lebih besar dari pada arus pendidikan positif atau yang berkarakter itu sendiri. Ibaratnya 10 dibanding 50, bahkan nyaris 1 dibanding 90. (Ini hanyalah perkiraan subjective saya melalui observasi sekilas dari fenomena yang ada sekarang. Silahkan anda memberikan pendapat sendiri !)

Solusinya
Tidak gampang dan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Meskipun sudah digelar seminar dan pelatihan di sana sini dari pemerintah melalui program sertifikasi guru agar mampu mewujudkan keberhasilan mendidik dan mengajar guna tercapai pendidikan berkarakter secara merata tetapi hasilnya hampir tidak ada peningkatan 10% saja. Silahkan anda menilainya sendiri...

Jika saya identifikasi secara intensif, saya menemukan bahwa ini terkait faktor-faktor mendasar sebagai berikut:

Bahwa Guru itu....
Tidak mengubah pendekatan
Tidak mengupdet wawasan
Tidak mengUbah sikap dan cara pandang
Tidak memiliki visi dan harapan yang berkualitas

Benarkah seperti ini?
Kalau saya pikir, hanya dua saja yang mungkin telah dilaksanakan yaitu mengubah pendekatan dan mengupdet wawasan. namun, kebanyakan hanya guru muda saja.

Nah, tapi bukan berarti yang tua tidak. hanya saja tingkat intensitas belajarnya yang muda lebih banyak ditingkatkan. 

Saya kira hanya dari ke-empat faktor ini saja sudah cukup mewakili alasan kenapa program pendidikan berkarakter belum berhasil, dari keempatnya ini pula perbaikan itu dilaksanakan. Ibaratnya ke empat faktor inilah akar sekaligus solusi dari masalah yang ada sekarang. Tampaknya sangat sepele namun hasilnya luar biasa. Dan justru disinilah letak malasnya guru untuk meningkatkan mutunya. Guru malas belajar lagi karena faktor umur, kesibukan rumah tangga, pasrah saja, dsb.

Mungkin sebagian anda ada yang berargument atau menambahkan dengan “sistem pendidikannya yang buruk, pemerintahnya koruptor, dsb”, bisa jadi seperti itu namun sistem sendiri adalah hasil dari ke empat di atas.

Baik sekarang kita bahas satu persatu.

0 comments:

Posting Komentar

Tuangkan kritik dan saran Anda di sini !

Popular Posts