Artikel ini ditulis untuk menjadi alasan kenapa blog ini
dibuat…
Tulisan ini hanya
boleh dibaca oleh ORANG-ORANG YANG PEDULI KUALITAS PENDIDIKAN, jika anda tidak
peduli segera tutup blog ini dan beralihlah ke facebook atau twiter anda.!
Singkat saja, bahwa dewasa ini dunia
pendidikan yang berbasis karakter
belum sepenuhnya berhasil mendidik pelajar (usaha sadar dalam membimbing dan
mengarahkan pelajar menuju pribadi yang berkualitas dan cakap secara skill,
kompetensi, moral dan ilmu pengetahuan). Tak perlu lagi membeberkan
bukti di sini karena telah menjadi fakta masyarakat, semua bukti bisa kita
saksikan sendiri.
Disadari ataupun tidak, kenapa pendidikan berkarakter hasilnya seperti saat ini ialah berujung pada konsep
pemikiran, cara pandang, beckround dan wawasan ilmu pengetahuan terutama tentang
dedaktik metodig guru sendiri dalam
mengajar dan mendidik. Tidak ada yang disalahkan kepada mereka karena kebanyakan guru sudah mengasah skillnya untuk keberhasilan
mendidik pelajar melalui program sertifikasi guru
professional, diklat, dan seminar yang bertema pendidikan. Namun, bla bla bla saya tidak mau
mengomentari dari sisi negatifnya, yang jelas tujuannya baik. Namun, hasil usaha pendidikan karakter masih
belum tercapai dengan bagus.
Di sisi lain, tidak
sedikit fakta yang tidak mendukung berhasilnya pendidikan, jadinya
beragam usaha para guru meskipun sudah ditingkatkan dengan pelatihan-pelatihan
sertifikasi belum juga kunjung sukses menjadikan pendidikan berkarakter melekat
di hati pelajar. Logikanya secara global karena arus pengrusak mental pelajar
lebih besar dari pada arus pendidikan positif atau yang berkarakter itu
sendiri. Ibaratnya 10 dibanding 50, bahkan nyaris 1 dibanding 90. (Ini hanyalah
perkiraan subjective saya melalui observasi sekilas dari fenomena yang ada
sekarang. Silahkan anda memberikan pendapat sendiri !)
Solusinya
Tidak gampang dan
tidak semudah membalikkan telapak tangan. Meskipun sudah digelar seminar dan
pelatihan di sana sini dari pemerintah melalui program sertifikasi guru agar mampu mewujudkan keberhasilan mendidik dan mengajar guna tercapai pendidikan berkarakter secara merata tetapi hasilnya hampir tidak ada
peningkatan 10% saja. Silahkan anda menilainya sendiri...
Jika saya
identifikasi secara intensif, saya menemukan bahwa ini
terkait faktor-faktor mendasar sebagai berikut:
Bahwa Guru itu....
Tidak mengubah
pendekatan
Tidak mengupdet
wawasan
Tidak mengUbah
sikap dan cara pandang
Tidak memiliki
visi dan harapan yang berkualitas
Benarkah seperti ini?
Kalau saya pikir, hanya dua saja yang mungkin telah dilaksanakan yaitu mengubah pendekatan dan mengupdet wawasan. namun, kebanyakan hanya guru muda saja.
Nah, tapi bukan berarti yang tua tidak. hanya saja tingkat intensitas belajarnya yang muda lebih banyak ditingkatkan.
Saya kira hanya
dari ke-empat faktor ini saja sudah cukup mewakili alasan kenapa program pendidikan
berkarakter belum berhasil, dari keempatnya ini pula perbaikan itu
dilaksanakan. Ibaratnya ke empat faktor inilah akar sekaligus solusi dari
masalah yang ada sekarang. Tampaknya sangat sepele namun hasilnya luar biasa.
Dan justru disinilah letak malasnya guru untuk meningkatkan mutunya. Guru malas
belajar lagi karena faktor umur, kesibukan rumah tangga, pasrah saja, dsb.
Mungkin sebagian
anda ada yang berargument atau menambahkan dengan “sistem pendidikannya yang
buruk, pemerintahnya koruptor, dsb”, bisa jadi seperti itu namun sistem sendiri
adalah hasil dari ke empat di atas.
Baik sekarang
kita bahas satu persatu.
0 comments:
Posting Komentar
Tuangkan kritik dan saran Anda di sini !